8 Resiko Mendaki Gunung Saat Musim Hujan
![]() |
Foto Mendaki Saat Musim Hujan |
Pendakian di musim hujan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan musim kemarau, termasuk kemungkinan cedera ringan hingga berat. Dengan persiapan yang matang, risiko dapat diminimalkan, tetapi pendakian di musim kemarau tetap menjadi pilihan yang lebih aman. Pendakian musim hujan memerlukan kewaspadaan, kesiap siagaan, dan kemampuan adaptasi yang lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika hujan menghadirkan pemandangan yang dramatis dan memukau. Naik, turunnya kabut, awan rendah, serta tetesan air hujan dapat memperindah panorama alam dan menciptakan suasana yang berbeda dibandingkan mendaki di saat musim kemarau atau cuaca cerah. Selain itu, hujan menjadikan alam tampak lebih segar dan hijau. Tumbuhan yang tumbuh subur menciptakan atmosfer yang unik dan memikat.
Inilah alasan mengapa beberapa pendaki memilih untuk mendaki saat hujan, karena mereka dapat merasakan pengalaman yang berbeda dan mungkin menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Berikut adalah 8 risiko yang membahayakan jika tetap mendaki saat musim hujan:
1. Jalur Licin dan Longsor
- Jalur Licin: Hujan membuat tanah, batu, dan akar pohon di jalur pendakian menjadi licin. Hal ini meningkatkan risiko tergelincir yang dapat menyebabkan cedera.
- Longsor: Curah hujan yang tinggi di area pegunungan menjadi basah dan gembur. Akibatnya, tanah menyerap air secara berlebihan, sehingga meningkatkan risiko longsor, terutama di tebing atau bukit curam. Tanah longsor tidak hanya menutupi jalur pendakian, tetapi juga dapat menimbulkan bahaya serius jika terjadi di sekitar pendaki.
- Puncak: Ketika musim hujan biasanya di puncak gunung terhalang kabut yang menyelimutinya, sehingga tidak bisa menikmati pemandangan indahdari puncak gunung.
2. Rawan Banjir
- Di beberapa gunung, air hujan dapat menggenangi jalur pendakian dan lembah, menciptakan banjir kecil. Aliran air dari curah hujan yang tinggi bisa mendadak terjadi di sungai kecil atau jalur yang sebelumnya kering, bahkan bisa terjadi banjir bandang yang dapat menghalangi perjalanan atau menyebabkan kecelakaan.
3. Cuaca Ekstrim dan Petir
![]() |
Foto lustrasi Hujan dan petir di gunung, Sumber:pexels/frankcone |
- Musim hujan sering kali disertai cuaca ekstrem yang memicu badai dan petir. Perubahan cuaca bisa terjadi secara tiba-tiba, dari cerah menjadi mendung, disertai hujan deras, hujan es, angin kencang, dan petir. Kondisi ini dapat memperlambat perjalanan dan menimbulkan bahaya tambahan.
- Resiko tersesat: Kabut tebal membuat orientasi menjadi lebih sulit, membatasi jarak pandang, akan meningkatkan risiko tersesat.
- Badai: Tenda akan mudah rusak dan hancur terkena badai.
- Petir: Pendaki yang berada di area terbuka atau puncak gunung berisiko tersambar petir, terutama jika membawa peralatan logam. Ada beberapa kasus, pendaki yang meninggal karena tersambar petir.
4. Rawan Pohon Tumbang
- Ketika angin kencang disertai hujan, membuat pohon yang lapuk berpotensi mudah tumbang yang dapat menghalangi jalur dan juga akan membahayakan. Begitu pula saat mendirikan tenda diarea yang banyak pohon menjulang, akan sangat rawan, seperti ranting pohon yang mudah tumbang dan jatuh yang bisa menimpa tenda. Apa lagi saat sedang istrahat atau tidur terlelap, hal tersebut sangat membahayakan.
5. Hewan Berbahaya
- Saat musim hujan, gunung yang mempunyai karakter hutan basah, beberapa hewan seperti lintah, ular, atau serangga mungkin lebih aktif dan menjadi ancaman.
6. Masalah Kesehatan
- Infeksi Jamur: Kelembapan tinggi meningkatkan risiko infeksi kulit seperti jamur.
- Dehidrasi: Meski cuaca basah, tubuh tetap memerlukan air. Pendaki sering lupa minum karena tidak merasa haus.
- Gangguan Pernapasan: Udara lembap dan dingin dapat memperburuk kondisi seperti asma dan flu.
7. Risiko Hipotermia
- Potensi Hipotermia bisa terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 36 derajat Celsius, sering kali akibat paparan udara dingin, hujan, dan pakaian basah. Suhu di pegunungan bisa mencapai 20–10 derajat Celsius, bahakan - (°) sehingga meningkatkan risiko hipotermia. Gejalanya bervariasi dari ringan, seperti kulit pucat, mati rasa, dan respons tubuh melambat, hingga gejala berat seperti otot kaku, denyut nadi melemah, bahkan henti jantung.
8. Keterbatasan Evakuasi
- Dalam kondisi hujan, jalur evakuasi mungkin terhambat atau tidak dapat diakses. Hal ini menyulitkan jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat. Risiko ini menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan pendakian dengan matang dan menghindari kegiatan ini selama musim hujan untuk menjaga keselamatan.
Persiapan yang baik, pengetahuan tentang lingkungan, dan kesiapan mental yang kuat akan membantu pendakian lebih aman, nyaman dan selamat.
Demikian artikel 8 Resiko Mendaki Gunung Saat Musim Hujan, semoga bermanfaat dan bagikan info ini kepada saudara, teman, yang membutuhkan. Terimakasih
Posting Komentar untuk "8 Resiko Mendaki Gunung Saat Musim Hujan"
Posting Komentar