Sejarah Letusan Terbesar Gunung Gede

Gunung Gede merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Barat. Gunung api ini bertipe stovlcano dengan tinggi sekitar 2958 mdpl. Sedangkan Gunung Pangrango memiliki ketinggian 3026 mdpl.

sejarah letusan terbesar gunung gede
ilustrasi Gunung Gede Meletus
Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor. Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Hutan di Gunung Gede juga merupakan salah satu hutan pegunungan yang memiliki jenis flora paling banyak dan sebagai tempat konservasi flora fauna Jawa yang tersisa.

Letusan Gunung Gede

Gunung Gede Pangrango adalah salah satu gunung api yang memiliki status aktif namun dalam level normal. Tercatat status Gunung Gede aktif sejak tahun 1957.

Gunung Gede pernah mengalami letusan besar di masa lampau. Menurut laman Gedepanrango, letusan Gunung Gede pertama kali terjadi pada tahun 1747 - 1748Letusan tersebut menjadi letusan terbesar Gunung Gede hingga menyebabkan dua aliran lava bergerak dari kawah Lanang. 

Kemungkinan aliran lava yang terjadi sepanjang dua kilometer yang diyakini menjadi penyebab terbentuknya sumber air panas yang ada saat ini, yang mengalir di jalur pendakian via Cibodas.

Selain letusan besar tersebut. Gunung Gede juga tercatat meletus beberapa kali, letusan kecil yaitu pada tahun 1761, 1780, dan 1830. Letusan besar berikutnya terjadi pada 12 November 1840, dimana letusan tersebut sangat besar serta tiba-tiba menyemburkan api setinggi lima puluh meter di atas kawah. 

Kemudian pada 14 November atau dua hari setelah awal letusan, batu-batu besar disemburkan ke udara. Dari banyaknya batu yang terlempar itu, ada sebuah batu berukuran sangat besar terlempar dan mendarat di daerah Cibereum hingga menyebabkan terbentuknya kawah sedalam empat meter.

Lalu pada awal Desember 1840, letusan Gunung Gede kembali terjadi yang disertai hujan abu vulkanik. Kawah menyemburkan abu hingga mencapai ketinggian dua ratus meter, di atas puncak Gede.

Kawah Gunung Gede doc. July 2024
Gunung Gede mengalami letusan sangat besar terjadi pada tanggal 11 Desember 1840 dengan letusan sangat intens yang disertai dengan hujan abu hingga menutupi cahaya matahari. Aktivitas letusan tersebut akhirnya berhenti pada bulan Maret 1841.

Saat itu seorang peneliti sempat mengamati dan melihat dari dekat dampak kerusakan yang terjadi tahun 1840. Ia melihat pohon-pohon di hutan, terutama tumbuhan di bagian puncak hancur serta sebagian lainnya terbakar. Pohon-pohon itu umumnya hancur akibat guncangan vulkanik yang sangat hebat efek dari letusan yang terjadi sejak saat itu.

Letusan-letusan kecil sebanyak 24 kali terjadi dalam kurun waktu 150 tahun dan umumnya terjadi secara tidak teratur.

Contohnya seperti letusan yang terjadi tahun 1852 dan berakibat menghancurkan penginapan di Kandang Badak akibat terjangan batu besar yang meluncur dari atas. Lalu 1888 terjadi letusan yang disertai oleh hujan abu abu vulkanik menyembur hingga sejauh lima ratus meter dari kawah dan menghancurkan hampir seluruh vegetasi di dekat puncak Gunung Gede. 

Gunung Gede Terakhir Meletus

Kemudian tahun antara 1940 hingga 1950 beberapa kali terjadi letusan kecil dan tahun 1957 tercatat merupakan letusan Gunung Gede yang terakhir. Namun ini bukan merupakan hal yang melegakan. Pasalnya, semakin lama sebuah gunung api tidak aktif, maka bila terjadi letusan lagi dipercaya akan menjadi letusan yang sangat besar.

Menurut Buku Gunung Api Indonesis PVMBG disebutkan interval waktu istirahat aktivitas terpendek Gunung Gede adalah 1 tahun dan terpanjang adalah 71 tahun. Artinya di tahun 2025 ini sudah memasuki masa istirohat 68 tahun sejak letusan terakhir 1957.

Kapan Gunung Gede berpotensi erupsi lagi? Tidak ada yang tau secara pasti kecuali Gunung Gede telah menunjukkan gejala peningkatan aktifitas dengan disertai peningkatan status Levelnya oleh PVMBG dari Normal ke tingkat yang lebih tinggi.

Referensi : https://www.sukabumiupdate.com/

Posting Komentar untuk "Sejarah Letusan Terbesar Gunung Gede"