Kisah Horor Perjalanan Menuju Pendakian Gunung Sumbing
![]() |
Ilustrasi perjalanan malam hari |
Halo Sobat Alam,
Setelah pendakian Gunung Slamet selesai 27 April 2023, kami kembali kerumah kak Lestari untuk mengambil motor. Dan melanjutkan pendakian Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang sering disebut netizen Nepal Van Java. Star perjalanan dari Purbalingga menjelang magrib dengan modal Google map.
Purbalingga - Menuju Base Camp
![]() |
Foto jalan malam (foto: ig/@ngacabukanngece) |
Dalam perjalanan sempat gerimis manja, yang mebuat kami ragu-ragu, tapi tetap melanjutkan perjalanan. Tak lama gerimis pun reda, menjelang perbatasan Purbalingga dan Banjarnegara jalan ke arah Waduk Mprica, kami sejenak istirahat di warung angkringan.
Istirahat sembari minum jahe susu untuk menghangatkan badan dan menyantap menu khas angkringan. Kamipun coba mencari informasi dan bertanya jalan alternatif yang mudah diakses ke mas penjual angkringan.
Setelah ngobrol panjang sama masnya, 2 batang rokopun sudah terisap dan kami pamitan tuk melanjutkan perjalanan kembali.
Menuju Banjarnegara kami melewati jalan sepi dipinggir Waduk Mrica sepi, lalu lalang kendaraan bisa dihitung jari. Gerimis kecil turun kembali, tapi kita tetap lanjutkan perjalanan.
Kota Banjarnegara sudah dilewati dan selanjutnya menuju Wonosobo. Akhirnya kita kembali istrahat untuk mengisi BBM dan buang air kecil plus sebat (sebatang jalan).
Di SPBU terelihat beberapa rombongan menggendong tas gunung, hati sudah senang, wah dapat teman baru sapa tau menuju pendakian gunung yang sama. Ternyata mereka mau ke Gunung Prau.
Kami kembali melanjutkan perjalanan, dengan karakter jalan Wonosobo yang naik turun, berkelok, mulailah melewati jalan mengecil dan semakin sepi, sebagian jalan pun ada yang longsor. Info dari Google map, bahwa Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik, Nepal Van Java kurang lebih 6 km lagi sampai.
Merasakan Horor
Kita melewati jalan yang meliuk-liuk, curam dan semakin meninggi. Jalan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan bermotor, akibat terkena longsor. Dengan kondisi yang sangat sepi, kala itu hanya kita ber dua dijalan tersebut, hanya berdua, seperti dalam perjalanan di dunia lain, horor dan dramatis.Dari nada bicaranya bang Ozoz mulai takut dan parno, karena disepanjang jalan itu tidak ada desa dan di apit banyak pohon bambu besar. Saya coba tuk mengalihkan keparnoan itu dengan berkata "wenak tenan jalannya, sejuk sepi, bebas macet". Tapi dalam mengendarai motor mulai agak kurang tenang.
Tiba-tiba abang teriak kaget, "mukanya ditabrak kelelawar sebesar paha hulk, seperti kena hanteman pukulan petinju" ungkapnya, dengan nada yang takut.
![]() |
Ilustrasi jalan sepi malam hari |
Tak lama kami melanjutkan perjalanan, karena mungkin kami sudah lelah mulailah tidak fokus, ternyata mengikuti arah google map yang salah.
Melwati jalan yang semakin nanjak dengan kemerlip lampu hias sepanjang desa itu dan si Prau (motor beat) pun tidak kuat jalan, karena semakin menanjak. Akhirnya sayapun turun dan jalan sambil mengikuti map kembali.
"Setelah kita ragu, kamipun berhenti, kok tidak ada penghuni yang terjaga sama sekali?, misalnya pun masyarakat sudah terlelap paling tidak ada satu, dua oarang yang masih terjaga. sepanjang jalan itu sama sekali tidak ada orang, padahal desa itu rumahnya termasuk padat penduduk". Saya mencoba tetap fokus dan tenang.
Kami pastikan kembali mengecek map arah Basecamp Nepal Van Java, ternyata kita mengambil jalur yang salah dan mengalami situasi aneh, horor dan dramatis. Kami putar balik lagi kearah dimana tadi melewati jalur ini.
Hampir setengan perjalanan dari desa itu kami bertemu warga yang sangat ramah dan sopan. Si bapak menyapa kami dan saya bertanya dengan bahasa Jawa, dengan segan dan sedikit takut, kepada bapak tersebut.
Si bapakpun menjawab dengan bahas Jawa halus menunjukan jalan yang benar. "Seharusnya tadi mengambil kanan, bukan lurus", ungkapnya.
Kami haturkan banyak terima kasih atas kabaikannya bapak. Akhirnya kami melanjutkan kembali menuju basecamp Nepal Van Java yang tidak jauh lagi sampai. Jalan semakin nanjak dan si Prau tidak kuat lagi, akhirnya sayapun turun kembali.
Bertemu 3 Pemuda
![]() |
Ilustrasi mengendarai motor malam hari |
Dari bahasanya mereka sangat sopan malah bertutur dengan bahasa Jawa halus dengan saya. Akhirnya saya ngojek dengan salah satu pemuda tersebut, kami didepan dan abang dibelakang mengikuti.
Tak lama sekitar jam 01:00 kamipun sampai di Base Camp Symphony Nepal Van Java, Desa Butuh, Kalinangkrik , Magelang. Di Basecamp pun hampir penuh, langusung buru-buru nyari lapak buat istrihat.
![]() |
Nepal Van Java malam hari (foto: ig/gunarto_song) |
Demikianlah catatan perjalanan kisah horor menuju pendakian Gunung Sumbing, untuk melanjutkan pendakian Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik, Nepal Van Java setelah pendakian Gunung Slamet via Bambangan selesai.
Selanjutnya.... Perjalanan pendakian Gunung Sumbing
Salam Lestari #SobatAlam
Posting Komentar untuk "Kisah Horor Perjalanan Menuju Pendakian Gunung Sumbing"
Posting Komentar