Misteri Horor Di Pos 4 Samarantu Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Estimasi Waktu Pendakian

Keindahan Puncak gunung Slamet
Puncak Gunung Slamet 3.432 mdpl

Halo Sobat Alam,

Kembali lagi mengisi libur lebaran dengan pendakian gunung.
Pendakian kali ini bersama sobat dari Jakarta bang Ozos (Agustinus). Dari jauh hari abang sudah kasih kabar, di H+3 25 April 2023 mengajak saya mendaki,  dengan tujuan Gunung Slamet dan Gunung Sumbing.

Tujuan pertama nya adalah Gunung Slamet via Bambangan. Untuk kedua kalinya saya mendaki Gunung Slamet, tapi dulu mendaki di jalur yang berbeda yaitu via Gunung Malang. Sedangkan Gunung Sumbing baru pertama.

Langsung saya cari info trek Gunung Slamet via Bambangan, mulai dari artikel ataupun video di youtube untuk observasi jalur tersebut.

Menuju Purbalingga

Setelah list peralatan komplit, hari H+4 abang bergkat dari Jakarta sore hari dengan tujuan terminal Bobotsari, sayapun berangkat dari Banjarnegara dengan mengendarai motor. Kami direkomendasi dari sobat komunitas JAPENA yang berada di Purbalingga untuk bermalam disana yang rumahnya tidak jauh dari terminal Bobotsari, sekalian silahturahmi suana lebaran.

Dalam perjalanan menuju Purbalingga cuaca hujan tipis-tipis, sayapun mampir di rumah sobat komunitas mas Tri Hartyono yang ternyata rumahnyapun berada di kota Banjarnegara, bedanya saya dikampung mas
Tri Hartyono dikota.

Sobat Komunitas Mas Tri
Setelah singgah di rumahnya, ngobrol banyak, dijamu makan, ngopi, akhirnya saya pamitaan untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah sobat JAPENA di Purbalingga.

Dengan durasi 4 jam perjalanan sampai lah saya di gang sisi kiri setelah masjid Chengho Purbalingga yang tidak jauh dari rumah kak Lestari. 
Sesampainya dirumahnya saya disambut oleh Kak Lestari dan keluargnya. Dalam suasana lebaran rumah kak Lestari pun ramai, karena banyak keluargany yang jauh sedang berkunjung.

Sayapun sat-set bertannya info penting untuk persiapan pendakian besoknya, sambil ngemil hidangan kue khas lebaran. Tak lama sayapun disuguhkan makan malam. Setelah selesai makan bapak kak Lestari keluar dan ngobrol banyak sambil nyeruput kopi, mendengarkan banyak cerita nya. 
Ternyata beliau seorang seniman, yang menyukai seni pewayangan. 

Tak terasa jam dinding pun menunjukan pukul 22.00, beliau pamit istirahat, saya pun istrahat agar tubuh pulih kembali. 

Alarm berbunyi yang saya setting menjelang subuh, untuk menunggu info bang Ozos sampai di terminal Bobotasri. Tak lama bang Ozos telp, kasih kabar bahwa sudah sampai di terminal Bobotsari, langsung saya ijin kak Lestari dan meluncur jemput mengendarai motor.

Rumah singgah Kak Lestari
Setelah sampai, kamipun kembali berdiskusi, sharing untuk persiapan pendakian dengan ka Lestari, karena dia sudah sangat berpengalaman di trek Gunung Slamet via Bambangan.

Waktu menunjukkan pukul. 06.00, kak Lestari kembali menjamu kami sarapan pagi, agar kita kuat menghadapi kesadisan jalur pendakian Slamet via Bambangan. 

Menuju Base Camp Bambangan

Setelah selesai sarapan kamipun langsung packing ulang. Jam sudah menunjukan pukul 07.00, abang memutuskan sewa angkot untuk menuju ke basecamp agar memangkas waktu perjalanan menuju basecamp. Setelah nego, deal, kamipun berangakt dan motor saya titip di rumah kak Lestari dan setelah turun kami lanjut ke Gunung Sumbing via Kali Angkrik.

Menuju Base Camp
Terimaksih banyak kami haturkan kepada kak Lestari dan keluarga yang sudah memberikan tempat untuk saya bermalam, menjamu kami dan berbagi pengalaman dalam pendakian khususnya jalur via Bambangan.
Sekali lagi kami haturkan terimakasih atas kebaikan ini.

Disepanjang perjalanan menuju kesana kami ngobrol dengan pak supir tentang masa depan bangsa dan masa depan kita 😂. Dengan durasi 35 menit kamipun sampai di tempat registrasi pendakian, abang langsung ngurus simaksinya dan saya ngurus diri saya. 😂

Simaksi

Base Camp Bambangan
Adapun untuk tarif pendakian (SIMAKSI) ke Gunung Slamet via Bambangan, per orangnya adalah seharga Rp 30.000. Setelah semua admistrasi beres kami langsung packing ulang, cek list bawaan mana yang wajib dibawa dan mana yang harus di tinggal, termasuk masa lalu. 😂

Base Camp - Pos Ojek

Jam 09.48 kami berangkat, sebelum berangkat kami ritual dulu yaitu berdoa, semoga perjalanan lancar, selamat sampai rumah tercinta. Tak jauh sampailah digerbang pendakian Gunung Slamet via Bambangan, sejenak saya abadikan moment, jeprat, jepret dan sebat (sebatang jalan).

Gerbang Pendakian
Karena start dari base camp sudah menjelang siang abang memutuskan menggunakan jasa ojek. Untuk tarif ojek sampai pos bayangan 30.000/orang dan tarif ojek sampai pos 1, 70.000/orang.

Disepanjang jalur dari gerbang pintu pendakian sampai batas hutan, kita disuguhi pemandangan kebun warga yang hijau royo-royo, dengan aneka tanaman sayuran.
Ojek Gunung
Rata rata para driver Ogun (Ojek Gunung) skilnya enggak kaleng-kaleng, bikin jantung saya dag dig duk..der, selain itu saling tolong menolong jika motor temannya ada trouble.

Pos Bayangan
Setelah 20 menit kami sampai di Pos bayangan, memangkas waktu kurang lebih 1.30 menit jika jalan kakai. langsung bergegas menuju post 1 yang tidak jauh dari post bayangan.

Pos Ojek - Pos 1

Pos 1
Hanya butuh waktu 7 menit kamipun sampai di Post 1 Pondok Gembirung. Sejenak istrahat sambil menikmati gorengan tempe bersama keluargnya yang wuenak tenan ala simbok dan bapaknya yang sangat ramah.

Pos 1 - Pos 2

Setelah sebat, makan tempe mendoan ditemani teh manis hangat, seperti sehangat dan semanis Gunung Slamet ini. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 2. Seperti biasa saling canda dan tawa bersam sobat pendaki lain. 

Trek Jalur Bambangan menuju Pos 2
Kabut pun mulai turun dan berdatangan mengisi disela-sela pohon dan daun hutan Gunung Slamet. Seperti kita didalam bingkai hutan dan kabut yang sangat indah bersama nyanyian burung dan harmoni alam. Tak lama rintik hujanpun menyapa kita, seperti mengucapkan selamat datang, oke Gunung Slamet.

Kabut Pekat
Kami pun terus berjalan, karena ramai sering papasan atau menyalip pendaki lain, saat saya menepi dari pendaki lain yang menyalip, "tangan kok terasa panas dan gatal menyengat" ternyata di belai jancokan atau pohon jelatang. Hemmm jiancokk tenan 😁😁

Daun Jelatang (Jancokan)
Tips : Jika kesana direkomendasikan untuk pakai celana panjang dan lengan panjang untuk menghindari sengatan jiancok an. 😁

Tak lama terdengar riuh suara manusia seperti sedang kondangan. Setelah lamanya 1.30 menit perjalanan tibalah di Pos 2 Pondok Walang
Sejenak istirahat meluruskan kaki, menyeimbangkan emosi dan terciptalah pengendalian diri.

Pos 2
Di post 2 kami bertemu dengan 2 pendaki asal Sulawesi bro Sandy dan bro Lilin. Mereka sedang melakukan perjalanan dengan tema "mengenal indonesia" yang dimulai dari Aceh. Mereka ramah dan baik, keren misinya untuk mengenalkan keindahan Indonesia tercinta. 👏

Pos 2 - Pos 3

Setelah istrahat kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, disepanjang trek menuju Pos 3 kami kembali disapa kabut yang indah disertai hujan rintik-rintik yang datang dan pergi. Treknya masih didominasi tanah.

Persimpangan jalur Pemalang dan Bambangan

Warung Kosong sebelum Pos 3
Setelah 1.20 menit tibalah di Pos 3 Pondok Cemara.
Cuaca masih gerimis, saya memastikan sendiri bawa tenda menuju ke Pos 5 apakah masih dapat shelter untuk camp atau tidak.

Sementara abang menunggu di Pos 3. Dan benar saja tidak dapat shelter sudah sangat penuh. Karena pendakian kali ini adalah awal dibuka dilibur lebaran.

Kabut turun naik
Akhirnya saya balik badan kembali menuju ke Pos 3, hari sudah semakin gelap disertai gerimis. Kami langsung pasang tenda yang telah dijaga abang agar tidak ditempati pendaki lain, karena Pos 3 juga sudah penuh saat kami sampai.

Pos 3
Setelah tenda jadi saya mengambil air yang tidak jauh dari plang Pos 3 di sisi sebelah kanan warung. Malampun tiba setelah masak, makan kami istrihat untuk memulihkan kondisi tubuh agar fit kembali esoknya untuk summit di atap Jawa Tengah Gunung Slamet. Tak lupa minum vitamin dan suplement untuk membantu memulihkan tubuh.

Summit (Pos 3 - Pos 4 Samarantu)

Bunyi alarm menunjukan jam 01.00 dan membangunkan abang untuk persiapan summit, kami membuat teh manis hangat dan mengganjal perut dengan roti untuk menghadapi trek menuju puncak Gunung Slamet.

Jam 01.30 kami star menuju summit bersama sobat pendaki yang lain. Kerna summit malam hari pandangan sangat terbatas, saya memastikan agar abang selalu tidak jauh dari saya.

pos yang terkenal mistis dan horor
Pos Samarantu
Tak lama durasi 20 menit sampai di pos yang sangat terkenal cerita mistis dan horor di pos ini, ya... Pos Samarantu. Tiba-tiba di Pos ini ku merasa menggigil dan merinding, perasaan gak ada angin dan pakai jaket kok semakin dingin.

Ah... sudahlah tetap fokus menghadapi jalur tersebut, berfikir positif dan tetap bahagia.

Di Pos Samarantu dilarang mendirikan tenda, selain mistis dan horor banyak kawanan monyet di sini, yang bisa saja mengambil makanan pendaki ketika ditinggal summit.

Pos 4 Samarantu - Pos 5

Pos 5
Di Pos Samarantu kami tidak lama dan melanjutkan menuju Pos 5, dengan durasi 30 menit tibalah di Pos 5 Samyang Rangkah. Dengan kondisi yang sangat ramai dan shelter full. 
Sejenak sebat, dan kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 6.

Pos 5 - Pos 6

Pos 6 (sumber: bardiq.me)
Trek mulai lebih menanjak dari sebelumnya, vegetasi pohon mulai berkurang membuat nafas saya senin-kamis. 
Setelah 25 menit kami tiba di Pos 6 Samyang Ketebon. Tak lama istiraha kamipun langsung gas menuju Pos 7 Samyang Kendit.

Pos 6 - Pos 7

Dari Pos 6 menuju Pos 7 treknya semakin menantang dan menanjak, kamipun sering istrirahat untuk mengatur nafas. Setelah 30 menit kami tibas di Pos 7, pos ini menjadi favorit para pendaki. 

Pos 7
Keindahan Sunrise di Pos 7
Ada beberapa tanah datar yang bisa muat 4-5 tenda. Jika tidak tertutup kabut deretan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merbabu dan Gunung Prau akan terlihat dari pos ini. Apa lagi saat menjelang sunrise sang jingga muncul, melengkapi keindahannya.

Pos 7 - Pos 8

Tak jauh dari Pos sebelumya treknya semakin nanjak tapi tambah semangat, diiringi sautan kicauan burung, hembusan angin yang membelai tubuh dan sunrise menyapa pagi.


Sunrise di Pos 8
Sampailah di Pos 8 Samyang Jampang dengan durasi 20 menit. Di Pos 8 cukup indah pemandangnya dan bisa mendirikan 4-5 tenda disini.

Pos 8 - Pos 9 Pelawangan

Satu Pos lagi menuju pelawangan yaitu batas vegetasi Gunung Slamet, trekny lebih menanjak dari Pos 8 yang dihimpit banyak bunga edelweiss dan tumbuhan lainnya yang memanjakan mata.

Bunga Edelweiss mulai mekar
Sampailah di Pos 9 Plawangan titik summit attack ke Puncak Gunung Slamet atap Jawa Tengah dengan durasi 25 menit. Kami istrahat sejenak dan mengisi kembali perut kita dengan roti tawar, agar tidak tawar seperti hidup ini, dikasihlah coklat susu adar terasa manis.

Pos 9 Pelawangan
Tak lupa tenggakan air minum dan suplement vitamin turut dimasukan kembali ke tubuh ini. Agar tambah kuat untuk dapat membelai puncak Gunung Slamet.

Pos 9 Pelawangan - Puncak

Setelah perut terisi amunisi kehidupan kamipun melanjutkan untuk summit. 
Dari pos plawangan treknya semakin gemes dan menarik yang didominasi batu kerikil, tanah berpasir layaknya seperti trek Gunung Semeru.

Kami harus berhati-hati saat memijakkan kaki di bebatuan dan kerikil, karena karakternya labil. Selain itu batu disepanjang menuju puncak rawan lonsor dan harus lebih konsentrsi saat memijakkan kaki.

Summit Puncak Slamet
Setelah durasi 2 jam, nafas lega seakan beban lepas , seluas mata memandang saya terkesima menikmati lukisan alam dari Puncak Gunung Slamet atap Jateng.

Saya sangat menikmati pendakian ini, cuaca yang cerah, lautan awan yang seperti menahan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat mengambang diatas awan menjadi penyempurna pendakian kali ini.

Abang pun sangat semangat mendokumentasi saat dipuncak, doa, harapan berkumandang untuk orang tercinta... Asyik. 😎

Saking terpesonanya keindahan di puncak Gunung Slamet saya pun kurang mendokumentasinya, hufff.

Akhirnya kami kembali bertemu dengan 2 pendaki di puncak, bro Sandy dan bro Lilin,  tak afdol jika belum mendokumentasikan di puncak. 

Sobat dari Sulawesi
Setelah diskusi panjang dengan abang, agar tubuh lebih fit untuk melanjutkan pendakian Gunung Sumbing via Kaliangkrik yang populer dengan julukan Nepal Van Java. Kami memutuskan untuk bermalam 1 malam lagi, begitu juga sobat dari Sulawesi.

Waktu menunjukan jam 09.28 sinar matahari sudah mulai menyengat. Sujud syukurpun menggema di semesta setelah bisa berkesempatan membelai puncak Gunung Slamet, akhrinya usai sudah dan kami memutuskan untuk turun.

Saat turun saya melihat bangkai lutung mati di atas puncak. "Kok bisa lutung mati puncak ? Apakah disingkirkan pemimpin lainya atau apa?. "

Lutung Ekor Panjang Mati
Sobat Alam ada yang tau?.

Berikut adalah rangkuman estimasi waktu pendakian
Gunung Slamet via Bambangan. 


Sebelumnya kak Lestari beserta timnya ada janjian sama kami nyusul mendaki, tapi gak janji karena selain masih banyak tamu dirumahnya, ada juga tugas organisasi yang diemban,"ungkapnya". 

Ternyata nyusul beneran dan buka tenda di Pos yang sama yaitu Pos 3. Kak lestari bersama timnya sudah nyariin, tapi karena kita tidak kasih marking atau tanda tenda dari awal jadi tidak ketemu. Dan saat itu cuaca gerimis jadi saya mager di tenda. 😂😂

Selanjutnya... catatan perjalanan Gunung Sumbing

Terimakasih bang Ozos, Kak Lestari dan keluarga
terimakasih bro Sandi, bro Lilin

Terimaksih Gunung Slamet

Terimakasih orang baik
terima kasih alam semesta atas pelajaranya.

Selamat berpetualang! Hormati adat budaya setempat!
keep safety!
BAWA TURUN SAMPAHMU!

ALAMNESIA
LANGKAHKAN KAKI

Posting Komentar untuk "Misteri Horor Di Pos 4 Samarantu Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Estimasi Waktu Pendakian"