Pahami 3 Gejala Hipotermia Ketika Mendaki Gunung
Halo Sobat alam
Hobi mendaki gunung memiliki kesenangan tersendiri, namun dari kesenangan tersebut ada potensi ancaman. Salah satunya adalah hipotermia yang menjadi ancaman kita semua dari kegiatan alam bebas khususnya pendakian gunung.
Untuk itu Sobat harus tahu gejala Hipotermia itu seperti apa?. Jadi ketika melakukan pendakian gunung persiapakan diri dari tubuh yang prima, mental yang kuat dan juga pengetahuan alama bebas dari potensi gangguan dan hambatan. Agar dapat meminimalisir khususnya pada ancaman Hipotermia.
Ketika hipotermia tidak diatasi, Sobat akan mengalami gangguan pada fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya yang dapat membahayakan nyawa.
Berikut ini adalah gejala yang ditimbulkan !
Gejala Hipotermia ketika Naik Gunung
Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh mengalami penurunan dratis yang membahayakan. Hal tersebut disebabkan oleh paparan suhu dingin terus-menerus. Dari hembusan angin dan hujan dengan durasi lama saat naik gunung.
Rata-rata suhu normal tubuh manusia adalah 37 derajat Celcius, ketika mengalami hipotermia suhu tubuh turun hingga di bawah 35 derajat Celcius dan bahkan lebih.
Saat hipotermia terjadi, sebagian besar panas tubuh hilang bahkan hingga sampai 90%. Panas suhu tubuh keluar melalui kulit dan menghembuskannya melalui napas dari paru-paru. Kehilangan panas lewat kulit mempercepat terkena angin atau mengalami kelembapan yang menyebabkan bertambah dingin.
Pusat kontrol untuk mengatur suhu pada otak atau Hipotalamus berusaha menaikkan suhu tubuh dengan memicu proses pemanasan pada tubuh.
Selama terkena suhu dingin, tubuh yang menggigil merupakan sebuah respon untuk menghasilkan panas melalui bekerjanya otot. Hal tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit sementara.
Terdapat cara untuk mengetahui gejala hipotermia yang menyerang. Hipotermia yang terjadi terbagi 3 tahapan ringan, sedang, hingga berat.
Berikut gejala yang timbul pada dalam tahapan hipotermia, yaitu:
1. Hipotermia Ringan
Gejala dari hipotermia ringan saat mendaki gunung yang umum terjadi adalah tubuh menggigil. Jenis gangguan ini dapat diatasi dengan mudah. Carilah tempat berlindung dari paparan angin, menggunakan pakaian yang lebih tebal, mengonsumsi makanan yang energinya tinggi dan minuman hangat.
2. Hipotermia Sedang
Pada tahapan ini, sesorang sudah tidak dapat berhenti menggigil yang merupakan gejala hipotermia ketika mendaki gunung.
Hal ini terjadi, energi tubuh telah menipis dan tidak menemukan cara untuk memanaskan tubuh dari dalam. Kamu akan kesulitan untuk bicara dan mudah kehilangan keseimbangan.
Hal tersebut bisa menyebabkan kebingungan, halusinasi, bahkan orang tersebut mungkin melepaskan pakaiannya. Tapi sebagian pengidap banyak yang masih sadar dan memakai pakaian yang lebih tebal. Walau begitu, jantung nya mengalami fibrilasi dan dapat mengalami kolaps.
3. Hipotermia Berat
Seseorang yang terserang hipotermia tahap berat mengalami suhu tubuh di bawah 32 derajat Celcius, maka sudah dalam keadaan bahaya. Gejala ini dapat menyebabkan gangguan serius pada fibrilasi ventrikel di jantung. Hal ini menyebabkan detak jantung tidak normal dan dapat mengancam nyawa.
Fibrilasi ventrikel merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang membuat jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya.
Demikian tahap gejala hipotermia ketika mendaki gunung yang harus diwaspadai. Lakukanlah pencegahan sebelum ancaman hipotermia menyerang, cara pencegahan klik disini. Segera lakukan penanganan agar kondisi tubuh segera dapat dihangatkan supaya tidak terjadi komplikasi yang membahayakan.
Selamat berpetualang !
Posting Komentar untuk "Pahami 3 Gejala Hipotermia Ketika Mendaki Gunung "
Posting Komentar