Mengenal Sejarah Pecinta Alam Indonesia - Kode Etik Pecinta Alam
Menjamurnya kegiatan pendakian gunung di Indonesia tak terlepas dari media masa, film, berita dan era sosial media yang begitu cepat mendapatkan informasi.
Sehingga mempengaruhi orang untuk mencoba nya.
Diera saat ini kegiatan mendaki gunung sudah menjadi gaya hidup, ketika kita melihat beranda di media sosial berita setiap akhir pekan dan libur panjang, gunung-gunung di Indonesia selalu ramai oleh para pendaki.
Kegiatan pendakian gunung erat dengan sebutan Pecinta Alam, sekelompok organisasi alam bebas seperti SISPALA, MAPALA atau Komunitas Pecinta Alam yang semakin banyak.
Dan nama itu sampai sekarang populer dengan sebutan PECINTA ALAM.
Lalu bagaimana histori sejarahnya?
Apa Itu Pecinta Alam?
Pecinta Alam adalah istilah yang dipergunakan untuk kelompok-kelompok yang bergerak di alam bebas, pada bidang petualangan, lingkungan hidup, konservasi alam, dalam pendidikan maupun kemanusiaan.
Di Indonesia sendiri istilah ini merujuk pada organisasi atau kelompok yang bergerak di bidang petualangan alam bebas seperti mendaki gunung, ekspedisi ke belantara, panjat tebing, arung jeram, susur gua, penyelaman bawah laut dan bertualang dengan perahu layar.
Sejarah Pecinta Alam
Sejarah Pecinta Alam di Indonesia adalah dengan terbentuknya "Perkumpulan Petjinta Alam", yang di prakarsai oleh Awibowo pada bulan Oktober tahun 1953 di Yogyakarta. Kemudian istilah Pecinta Alam dipopulerkan oleh para mahasiswa di Universitas Indonesia.
Mapala UI pada tahun 1964, para tokohnya seperti Soe Hok Gie, Herman Lantang, Aristides Katopo, dll. Setelah itu perkembangan kelompok-kelompok pecinta alam berkembang sangat pesat hingga saat ini.
Namun jika ditarik jauh sebelum itu, asal usul kesejarahan pecinta alam bisa dikatakan berawal dari masuknya gerakan kepanduan sebelum kemerdekaan,
tepatnya di tahun 1912.
Selanjutnya setelah Indonesia merdeka, muncul perkumpulan pendaki gunung dan pecinta alam di Indonesia Antara lain:
- 18 Oktober 1953, Yogyakarta – PPA (Perkoempoelan Pentjinta Alam)
- 17 Agustus 1955, Malang – IPKA (Ikatan Petcinta Keindahan Alam Indrakila)
- 16 Mei 1964, Bandung – WANADRI
- 12 Desember 1964, Jakarta – MAPALA UI (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia)
- 9 Agustus 1965, Yogyakarta MERMOUNC (Merbabu Mountaineer Club)
- 15 Mei 1967, Gresik – SWELAGIRI
- 28 Mei 1967, Bandung – EXTEMASZ
- 24 November 1967, Malang – Top Mountain Stranger7 (TMS 7)
- 29 November 1967, Jakarta – ARANYACALA TRISAKTI
- 18 Oktober 1968, Makassar- LIBRA DOUBLE CROSS (LDC)
- 14 Maret 1969, Bandung – CROSSER
- 1 November 1969, Malang-Young Pioneers Mountain Climber (YEPE)
- 16 November 1969, Bandung- JANABUANA IMT
Kode Etik
Kode etik Pecinta Alam Indonesia dicetuskan dalam kegiatan Gladian Nasional Pecinta Alam IV yang dilaksanakan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja pada bulan Januari 1974.![]() |
Logo Gladian Ke-15 |
Gladian yang diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang ini diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia.
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia sampai saat ini masih dipergunakan oleh berbagai organisasi atau perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia,
sebagai acuan etika ketika bergiat di alam bebas.
Bunyi dari Kode Etik Pecinta Alam Indonesia adalah sebagai berikut:
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah saudara sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Mahakuasa
Sesuai dengan hakikat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut:
- 1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
- 2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai batas kebutuhannya
- 3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
- 4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sesuai martabatnya
- 5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan asas dan tujuan pecinta alam
- 6. Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
- 7. Selesai
Disyahkan dalam Forum Gladian IV di
Ujung Pandang, tanggal 28 Januari 1974, pukul 01:00 WITA
Etika Lingkungan Hidup
Selain berpegang teguh terhadap kode etik Pecinta Alam Indonesia, para pecinta alam juga mengenal adanya 3 etika lingkungan hidup yang berlaku secara universal ketika melakukan kegiatan berkaitan dengan alam, yaitu:
- Take nothing but picture adalah larangan mengambil apapun kecuali foto
- Leave nothing but footprint adalah larangan meninggalkan apapun kecuali jejak
- Kill noting but time adalah larangan membunuh apapun kecuali waktu
Demikianlah histori sejarah tentang PECINTA ALAM INDONESIA, selain menjadi pedoman kode etik dalam berkegiatan alam bebas
hendaknya kita juga mempersiapkan sesuai standart SOP pendakian untuk meminimalisir resiko dalam berkegiatan alam bebas.
SALAM LESTARI!
Referensi : id.wikipedia.org
rimbakita.com
Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah Pecinta Alam Indonesia - Kode Etik Pecinta Alam"
Posting Komentar