11 Fakta Unik Gunung Merapi Menarik Untuk Dipelajari

Gunung Merapi dengan ketinggian puncak 2.930 MDPL per 2010 adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.

Erupsi Gunung Merapi (foto: Wikimedia Commons)
Gununung Merapi terletak di administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di lereng sisi selatan, sedangkan sisi barat berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali di sisi bagian utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.

Menurut dari catatan modern, Gunung Merapi telah mengalami erupsi setiap 2 - 5 tahun sekali. Sejak tahun 1548, sudah meletus sebanyak 68 kali dan masuk dalam gunung api paling aktif di dunia.

Kota besar yang terdekat dari Gunung Merapi adalah Kota Magelang dan Kota Yogyakarta yang hanya berjarak kurang dari 30 km dari puncaknya.
Di kaki Gunung Merapi terdapat permukiman diketinggian 1.700 meter hanya berjarak 4 km dari puncak.

Gunung Merapi menjadi fakta yang menarik, unik, untuk dibahas dan dipelajari, dari sisi budaya, alam, mitos, dan menjadi rujukan dunia.

Berikut 11 Fakta Unik dan menarik Gunung Merapi yang untuk dipelajari:

1. Nama Merapi

Nama "Merapi" berasal dari gabungan bahasa Sansekerta "Meru" yang artinya "Gunung" dan "Api" , sehingga nama "Merapi". Sehingga dapat diartikan secara umum "Gunung Api". Mengutip Serat  Pustaka  Raja  Purwa karya R. Ng. Ranggawarsita disebutkan nama asli Merapi adalah Candrageni.

2. Terbentuknya Gunung Merapi

Gunung Merapi )sumber: COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_uitbarsting_van_de_Merapi_TMnr)

Meunurt Pascale-Claire Berthommier membagi perkembangan Merapi dalam 4 tahap: Pra-Merapi, Merapi Tua atau Merapi Purba, Merapi Pertengahan, dan Merapi Baru (Modern).
  • Tahap Pra-Merapi diperkirakan berlangsung sampai 700.000 tahun yang lalu. Periode ini menyisakan jejak Gunung Bibi (2.025 meter) yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Gunung Bibi memiliki lava yang bersifat basaltik andesit.
  • Tahap Merapi Tua terjadi ketika badan dasar Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut. Masa ini kira-kira berlangsung 60.000 – 8.000 tahun lalu. Sisa-sisa aktivitas tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik.
  • Tahap Merapi Pertengahan berlangsung 8.000 - 2.000 tahun lalu. Tahap ini ditandai dengan terbentuknya kerucut-kerucut tinggi, yang sekarang disebut Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, terletak di lereng utara, yang tersusun dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, Breksiasi lava, dan awan panas.
  • Tahap Merapi Baru mulai terbentuk sekitar 2.000 - 1.600 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 (Volcanic Explosivity Index)Pada tahap ini terbentuk kerucut puncak Merapi modern di bekas kawah Pasarbubra. Tahap ini Proses dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu, sangat aktif dan berkali-kali mempengaruhi perubahan peradaban penduduk yang tinggal di sekitarnya. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Kubah ini runtuh pada letusan 2010, menimbulkan bukaan ke arah tenggara (lembah Kali Gendol dan Kali Woro). Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang secara signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi. Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

3. Sumber air

Sebagai gunung dengan aktivitas vulkanik tinggi, Gunung Merapi memiliki banyak sumber keluarnya air sebagai akibat desakan uap air dari dalam bumi. Memasok air untuk daerah aliran sungai Bengawan Solo (tenggara), Sungai Opak (selatan), atau Sungai Progo (barat daya dan barat).

Sungai Bengawan Solo (foto: homecare24.id)
Terdapat sungai-sungai yang membentuk ngarai sebagai jalur pergerakan material piroklastik dan lahar. 
  • Kali Woro (arah tenggara, Kabupaten Klaten)
  • Kali Gèndhol (arah selatan-tenggara, dekat perbatasan Sleman-Klaten)
  • Kali Bebeng (selatan, Sleman, lalu bergabung dengan Kali Gèndhol)
  • Kali Kuning (selatan, Sleman), Kali Boyong (selatan, Sleman)
  • Kali Krasak (barat daya, Magelang)
  • Kali Putih (barat, Magelang)
  • Kali Pabelan (barat, Magelang).
Selain sungai, terdapat pula sumber-sumber air (umbul) yang menjadi tempat pemandian dan sumber pengairan persawahan warga.

4. Letusan Gunung Merapi

ilustrasi gunung meletus disertai petir (sumber: PIXABAY/jrico144)
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. 
Letusan pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.

Menurut laman resmi ESDM, sejarah terjadinya letusan Gunung Merapi secara tertulis mulai tercatat sejak awal masa kolonial Belanda sekitar abad ke-17.

Ahli geologi Belanda, Rein van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebutlah yang menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur.

Letusan Abad 19

Sejak tahun 1768, sudah tercatat lebih dari 80 kali letusan terjadi di gunung ini.
Di antara letusan tersebut, merupakan letusan besar yaitu periode abad 19 (letusan tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan periode abad 20 yaitu 1930-1931.
Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan era modern.

Erupsi pada abad 19 intensitas letusannya lebih besar, dari letusan abad 20, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Sedangkan letusan di abad 20 frekuensinya lebih sering. 

Letusan Abad 20

Mengutip dari laman esdm.go.id, erupsi Gunung Merapi pada 1930 menewaskan sebanyak 1.370 korban jiwa dan menghancurkan 13 desa. Ribuan hewan ternak warga pun juga mati dampak dari semburan awan panas. Letusan ini merupakan catatan dengan korban terbesar hingga sekarang.

Di tahun 1994 terjadi letusan kembali yang menyebabkan beberapa desa di lereng gunung terkena awan panas sehingga memakan korban sebanyak 60 jiwa manusia.

Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi pada tahun 2006 dengan terus-menerus meluncurkan awan panas pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Tanggal 1 Juni, hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi dengan kecepatan tinggi.

Dampak letusan ini menelan 2 korban nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem dekat kediaman juru kunci Gunung Merapi, Mbah MaridjanMereka terkena terjangan awan panas meskipun keduanya sempat berlindung di dalam bunker bawah tanah.

Letusan demi letusan dimulai pada tanggal 26 Oktober 2010 dan puncaknya pada tanggal 4 s.d. 5 November 2010.  Rangkaian letusan dan suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta jarak sekitar 27 km dari puncak, Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo jarak 50 km. Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung,dan Bogor.

Peristiwa ini menyebabkan 386 orang meninggal dunia, termasuk juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Hampir setengah juta orang mengungsi, 3.000 rumah rusak, 2.000 penerbangan dibatalkan dan kerugian material mencapai Rp 3,5 triliun.

Aktivitas 2018-2021

Gunung Merapi kembali mengeluarkan suara gemuruh disertai asap membumbung tinggi hingga 5.500 meter vertikal. Erupsi ini disaksikan dalam jarak dekat oleh pendaki yang masih berada di areal Pasarbubrah dan di dokumentasi dalam video ysng tersebar di media sosial.

Tak ada laporan pendaki yang meninggal dunia. Area Pasarbubrah adalah shelter  terakhir para pendaki Gunung Merapi mendirikan tenda sebelum menuju puncak Gunung Merapi. Sejak peristiwa itu, ditutupnya akses pendakian Gunung Merapi sampai sekarang.

Pada hari Sabtu, 28 Maret 2020, gunung Merapi kembali meletus yang disertai ledakan dan lontaran material besar. Selanjutnya di 21 Juni 2020, gunung Merapi kembali meletus dengan tinggi kolom erupsi mencapai 6000 meter dari atas kawah puncak gunung. 

Memasuki awal tahun 2021, aktivitas vulkanik semakin meningkat. Pada tanggal 7 Januari 2021, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas dan memunculkan kolom asap setinggi 200 meter dari puncak.

5. Wedhus Gembel

Wedhus Gembel Gunung Merapi (foto: PosJateng.ID)
Sebagian besar korban letusan Gunung Merapi, merupakan korban ganasnya awan panas atau Wedhus Gembel yang dimuntahkan Gunung merapi setinggi 2.968 meter. 
Awan panas tersebut suhunya dapat mencapai 1.000-1.100℃ saat keluar kawah, dan ketika menerjang permukiman suhunya menjadi sekitar 500-600℃.

Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Surono mengungkapkan, kecepatan luncuran Wedhus Gembel tersebut ditaksir hingga mencapai 200 km/jam.

6. Mempunyai Stasiun Pemantauan

Stasiun pemantauan Merapi (sumber: doc.Agus/PGM)
Dari potensi bahayanya Gunung Merapi, gunung ini dimonitor tanpa jeda oleh Pusat Pengamatan Gunung Merapi di bawah Badan Geologi PVMBG di Kota Yogyakarta melalui lima
pos menggunakan CCTV dan pencatat kegempaan PGM (Pengamatan Gunung Merapi).

Pos-pos ini berfungsi memonitor data dari berbagai instrumen yang sensornya ditempatkan di sekitar gunung dan titik-titik jauh sebagai pembanding dari aktivitas vulkanik dengan tektonik.

7. Juru Kunci / Penjaga Merapi

Karena kesakralannya Gunung Merapi, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki seorang juru kunci yang bertugas menjaga gunung dan melindungi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung.

Juru kunci Gunung Merapi
Sultan menunjuk langsung s
eorang abdi dalem Keraton Yogyakarta untuk mengisi jabatan tersebut. Juru kunci Merapi saat ini adalah Mas Bekel Anom Suraksosihono atau sering dipanggil Mas Asih yang menggantikan ayahnya Mbah Maridjan yang meninggal dalam erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 silam.

8. Rute pendakian

Jalur pendakian New Selo (foto: tenda-inspirasi.com)
Gunung Merapi merupakan objek pendakian yang sangat populer dikalangan penggiat alam bebas. Gunung Merapi sebenarnya punya 4 jalur pendakian, yaitu jalur Selo, jalur Babadan, jalur Sapuangin, dan jalur Kinahrejo. Namun, paska erupsi di tahun 2010, jalur Babadan dan Sapuangin ditutup. Selain itu, trek jalur Kinahrejo juga tidak bisa dilewati karena sangat esktrim.

Jalur pendakian yang tersisa di Gunung Merapi hanya jalur Selo atau New Selo.
Pendakian melalui jalur Selo memakan waktu sekitar 4-5 jam hingga ke puncak.

9. Julukan Merapi

Pasar Bubrah (foto: fery frandika/facebook)
Apa yang artinya julukan Merapi tak pernah ingkar janji?
Bisa diartikan, kata-kata Merapi Tak Pernah Ingkar Janji adalah karena gunung ini konsisten meletus sejak berabad-abad silam dan akan selalu ada hingga di masa yang akan datang. Kata-kata ini sangat familiar dikalangan pendaki.
Ada cletukan jika belum mendaki Gunung Merapi belum afdol.

10. Mitos Gunung Merapi

Gunung Merapi bagi masyarakat Jawa, khususnya yang tinggal di sekitar lereng, banyak mitos dan kepercayaan yang melekat pada Merapi. Masyarakat Jawa juga percaya bahwa bumi ini tidak hanya dihuni oleh manusia, tetapi juga oleh makhluk gaib.

Menyerupai Semar awan erupsi Merapi
Desa-desa dekat Merapi percaya bahwa salah satu istana (dalam keraton Jawa) yang digunakan oleh penguasa kerajaan roh terletak di dalam Merapi, 
diperintah oleh Empu Rama dan Empu Permadi. Istana ini dikatakan sebagai pendamping spiritual Kesultanan Yogyakarta, lengkap dengan jalan, tentara, pangeran, kendaraan, dan hewan peliharaan.

Selain para penguasa, konon istana ini juga dihuni oleh arwah para leluhur yang meninggal sebagai orang-orang shaleh. Konon arwah nenek moyang tersebut tinggal di keraton sebagai abdi dalem, sesekali mengunjungi keturunannya dalam mimpi untuk memberikan petuah atau peringatan.

11. Taman Nasional

Pada tahun 2004, kawasan seluas 6.410 hektar di sekitar Gunung Merapi ditetapkan sebagai taman nasional. Keputusan Kementerian Kehutanan untuk mendeklarasikan taman tersebut kemudian ditentang di pengadilan oleh Forum Lingkungan Hidup Indonesia, dengan alasan kurangnya konsultasi dengan penduduk setempat.

Taman Nasional Gunung Merapi (foto: jogjasuper.co.id)
Pada saat letusan gunung berapi tahun 2006 dilaporkan banyak warga yang enggan keluar karena khawatir tempat tinggalnya akan disita untuk perluasan taman nasional sehingga tidak memiliki rumah.

Selain sebagai taman nasional, setelah letusan dahsyat kemudian pemerintah membuat Pusat Museum Merapi. Lokasi museum berada di Jalan Kaliurang Kilometer 25,7, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Replika letusan Merapi Pasca 2010 telah dibuat dan kunjungan pelajar Indonesia ke museum meningkat 30 persen sejak letusan terakhir. Untuk menjaga ketenangan gunung berapi dan menenangkan roh gunung, masyarakat Jawa secara rutin membawa sesaji pada hari peringatan penobatan Sultan Yogyakarta.
Bagi Kesultanan Yogyakarta, Merapi menyimpan simbolisme kosmologis yang signifikan, lantaran membentuk garis sumbu utara-selatan yang sakral antara puncak Merapi dan Samudera Selatan (Samudra Hindia).

Demikian artikel fakta menarik dan unik Gunung Merapi, semoga bermanfaat.

Referensi: diakses Januari 2024
wikipedia.org "Gunung Merapi"
https://www.esdm.go.id/ judul "bahaya-itu-bernama-wedhus-gembel"
https://www.liputan6.com/ judul "6-fakta-menarik-gunung-merapi-yang-penuh-dengan-cerita-mitos"
https://budaya.jogjaprov.go.id/

Posting Komentar untuk "11 Fakta Unik Gunung Merapi Menarik Untuk Dipelajari"