Hanya 100 Ribu, Biaya PP Ke Baduy Dari Jakarta Tanpa Takut Ketinggalan Mobil

Halo Sobat Alam,
Perjalanan kali ini menemani dua teman saya ke Baduy, dengan titik tujuan di Desa Gajeboh, Baduy, Lebak, Banten. Perjalanan ini untuk kedua kalinya. Kali ini saya akan mengulas estimasi biaya dan waktu perjalanan ke Baduy dengan menggunakan transportasi umum dari Jakarta untuk PP satu hari tanpa takut ketinggalan mobil.

Angkutan umum/mobil elf ke Baduy dari Terminal Aweh
Sebelum saya mengulas perjalanan ke Baduy dengan menggunakan transportasi umum dari Jakarta. Mari kita kenali dulu keindahan wisata Baduy yang terkenal dengan budayanya yang sangat ikonik.

Mengenal Suku Baduy

Suku baduy merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Keberadaan dan wilayah tempat tinggal suku Baduy diresmikan oleh pemerintah sebagai wilayah Cagar Budaya Pegunungan Kendeng, seperti yang dikutip dari laman resmi Provinsi Banten.

Tradisi Seba Suku Baduy Dalam foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunnas
Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda dialek Baduy. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan dari sekolah. Orang Baduy Dalam tidak mengenal sekolah, karena pendidikan formal berlawanan dengan adat-istiadat mereka.

Wanita suku Baduy Luar foto : Facebook/Kang Ayi Astaman
Mereka menolak usulan pemerintah untuk membangun fasilitas sekolah di desa-desa, mereka masih memegang prinsip hukum adat yang kuat. Menjalani kearifan lokal sampai sekarang dan mempertahankan budaya mereka dari nenek moyangnya.

Perbedaan Baduy Dalam dengan Baduy Luar

Perbedaan orang Baduy Dalam dengan Baduy Luar terlihat dari pakaian.
Orang suku Baduy Dalam terkenal dengan ciri khasnya baju sangsang putih hasil jahitan tangan, ikat kepala putih, dan sarung biru tua tenunan sendiri. Orang suku Baduy Dalam tidak menggunakan alas kaki bahkan mengguakan transportasi umum.

Anak Suku Baduy Dalam foto: Disparta Provinsi Banten
Sedangkan suku Baduy Luar yang memiliki ciri khas baju serba hitam serta ikat kepala biru tua bercorak batik. Selain itu, masyarakat Baduy Luar mulai menyerap budaya modern seperti menggunakan gaget dan naik kendaraan.

Suku Baduy Luar foto: mongabay.co.id
Berikut ini rute perjalanan dan estimasi biaya ke Baduy dari Jakarta dengan tujuan Desa Gajeboh perbatasan Baduy Dalam dengan Baduy Luar. Menggunakan transportasi umum, pulang hari tanpa taku ketinggalan mobil.

Star Perjalanan Menuju Stasiun Rangkasbitung

Stasiun KRL Rawabuaya
Kami bertiga mengawali perjalanan menggunakan kereta api comuter line dari St. Rawabuaya jam 05.00 dengan tujuan St. Rangkasbitung
Untuk menuju Rangkasbitung transit di dua stasiun yaitu St. Duri dan Tanah Abang dan melanjutkan ke setasiun terakhir Rangkasbitung.

Untuk total biaya kereta api sangat murah hanya Rp.7.000, berati PP 14.000. Murah kan? gak sampai pinjam oline. Tak terasa setalah 3 jam perjalanan sampailah di St. Rangkasbitung jam 08.00. Langsung kami cari mobil Damri elf yang berada di sisi kananan St. Rangkasbitung.

Setelah kami tanya kepada pak kondekturnya, trayek Damri ke Ciboleger sudah tidak ada lagi. Kami pun bertanya kepada bebarapa orang, akses "transportasi ke badui dari St. Rangkasbitung''.

Stasiun Rangkasbitung - Terminal Aweh

Stasiun KRL Rangkasbitung
Setelah dapat info dari orang baik, untuk akses transportasi menuju ke Baduy, yaitu naik mobil angkot warna merah atau biru menuju Terminal Aweh.

Dari Terminal Aweh lanjut naik mobil elf jurusan Terminal Ciboleger. Setelah berjalan kurang lebih 5 menit arah kekiri dari pintu keluar st. rangkasbitung akhirnya kami melihat angkot warma merah, dan langsung kita naik angkot tersebut dengan tarif 5.000/orang.

Angkot menuju Terminal Aweh dari St. Rangkasbitung
Jam 08.30 sampialah kami sampai di Terminal Aweh dan hujan menyambut kita. Terlihat mobil elf dengan tujuan ke terminal Ciboleger masih menunggu penumpang.

Berkejaran dengan hujan Kami bertiga langsung naik mobil elf dengan tarif Rp.30.000/orang. Sudah 1 jam lebih kami menunggu. Karena ini libur panjang banyak mobil elf yang dicater menuju Ciboleger.

Berhubung kami hanya observasi mungkin untuk next trip ke Daduy Dalam, jadi kami bergelut dengan waktu, Padahal waktu tak pernah punya musuh.

Terminal Aweh - Terminal Ciboleger Baduy

Setelah saya tanya-tanya mobil dari terminal Ciboleger menuju terminal aweh terakhir hanya jam 13.00. Akhirnya kami dapat kenalan Sobat jalan Mas Yanto bersama keluarga dari Bekasi dengan tujuan yang sama. Katanya mau berburu durian di Baduy.

Bersama kel. Mas Yanto dan anak subu Baduy Luar
Kami cari opsi lain agar bisa trakking sampai di Desa Gajeboh yang terkenal jembatan ikoniknya. Begitu pula mas Yanto lebih santai dalam berburu durian di sana. Jika tertinggal mobil elf dari terminal Ciboleger menuju Terminsl Aweh, kami ber 5 bisa cater mobil.
Kami pun bertukan nomor wa untuk komunikasi disana dan sedikit tenang pikiran kita.

Setelah 2 jam menunggu, jam 10.10 kamipun berangkat menuju Ciboleger, hujanpun tak kunjung reda, sambil menikmati pemandangn dan sensasi kelokan jalan menuju Ciboleger, sayapun berkenalan dengan bang Dana dari anak Baduy luar.

Patung selamat datang ikon Ciboleger - Baduy
Bang Dana merekomndasikan jika nanti ingin ke Badui Dalam dan bermalam, akan siap membantu. Hujanpun masih deras, benar perkiraraan BMKG kab. Lebak siang sampai sore hujan. Setalah 1,5 jam tibalah diterminal Ciboleger, bergegas kami menuju wc sudah kebelet dari tadi.

Trekking Ke Jembatan Gajeboh

Karena waktu terbatas dan belum dapat info transpotasi arah pulang, kamipun langsung trekking sesuai durasi. Dengan mengisi daftar pengunjung Rp.10.000/kelompok.

Setelah melewati sawah kecil, suara wa bunyi, ternyata mas Yanto kasih kabar untuk transportasi pulang sudah dapat yaitu mobil elf dengan tarif Rp.50.000/orang. Maksimal jam 16.00 dari terminal Ciboleger, mas Yanto dapat rekomendasi dari rumah makan sederhana yang berada di samping patung ikon Ciboleger. Kamipun tenang, terimakasih mas.

Rumah Sulah Nyanda, Adat Baduy
Akhirnya kami melanjutkan trekking menuju titik Desa Gajeboh, sambil menikmati keindahan alam khas Baduy dan saling sapa dengan pengunjung, semesta baik Sobat.

Di perjalanan menuju ke jembatan Gajeboh kami berpapasan dan saling sapa dengan rombongan lengkap dengan tas cariel yang habis nginep di Baduy Dalam. Mungkin kita next trip yakk!.

Jalur trekking menuju Desa Gajeboh
Tak terasa sampailah di Desa Gajeboh batas Baduy Dalam dan Baduy Luar, dan terlihat ikon jembatannya yang eksotis. Waktu menunjukan jam setengah 14.30, setelah mengabadikan momen, kamipun bergedas untuk kembali, dengan target waktu hanya durasi 1 jam, karena mobil elf menuju ke St. Rangkasbitung berangkat jam 16.00.

Jembatan Gajeboh, perbatasan Baduy Luar dan Baduy Dalam
Setelah 1 jam perjalanan , sampailah kita di Ciboleger, Karena masih ada waktu, temanpun tak menyia-nyiakan waktu untuk beli assesories khas Baduy untuk oleh-oleh. Kebetulan lagi musim durian....kita cobain durian khas Baduy. Setelah puas makan durian kamipun kembali pulang menuju St. Rangkasbitung.

Assesories khas Baduy

Berikut Total biaya ke Baduy dari Jakarta :
  • St. Rawabuaya - St. Rangkasbitung PP Rp. 14.000/orang (KRL)
  • St. Rangkasbitung - Terminal Awe Rp. 5.000/org (Angkot)
  • Terminal Aweh - Terminal Ciboleger Rp.30.000/org (mobil elf)
  • Tiket Pengunjung Rp. 10.000/kelompok
  • Terminal Ciboleger - St. Rangkasbitung Rp. 50.000/orang (Carter mobil elf)
Total 109.000

Note : Tarif transportasi umum sewaktu-waktu berubah, siapkan buget lebih untuk antisipasi pengeluaran yang tak terduga. Selalu update terbaru. Ini adalah catatan perjalanan Februari 2024.

Video Perjalanan Ke Baduy Dari Jakarta


Nah, demikianlah estimasi biaya trip ke Baduy menggunakan transportasi umum PP pulang hari tanpa takut ketinggalan mobil. Semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi info ini untuk teman yang membutuhkan. Terimakasih!.

Selamat berpetualang! Hormati adat budaya setempat!
Keep safety!

ALAMNESIA
LANGKAHKAN KAKI

Posting Komentar untuk "Hanya 100 Ribu, Biaya PP Ke Baduy Dari Jakarta Tanpa Takut Ketinggalan Mobil"